Isikan Kata Kunci Untuk Memudahkan Pencarian

879. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Yang Terkandung Dalam Upacara Syukuran Sanggring

ABSTRAK Manusia sebagai mahkluk budaya atau homosapiens yang memiliki peradaban, akal serta naluri untuk berkembang, maka dengan akalnya manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, termasuk kebutuhan akan budaya baik yang bersifat kebendaan maupun kerohanian yang berupa kebudayaan. Sebab pewarisan kebudayaan itu sendiri merupakan pendidikan. Pendidikan dalam pengertian yang luas adalah meliputi semua perbuatan atau semua usaha dari generasi tua untuk mengalihkan (melimpahkan) pengetahuanya, pengalamanya, kecakapan serta keterampilanya kepada generasi muda, sebagai usaha untuk menyiapkan mereka agar dapat memenuhi fungsi hidupnya. Dalam hal ini pendidikanlah yang dapat memanusiakan dan membudayakan manusia. Maka dapat diambil suatu asumsi bahwa kebudayaan adalah merupakan bagian dari suatu pendidikan. Sebab kebudayaan itu sendiri juga tidak terlepas dari masyarakat, dalam hal ini manusia atau masyarakat mampu melaksanakan fungsi dan tugas hidupnya secara bertanggung jawab tanpa adanya pendidikan. Jadi antara pendidikan dan kebudayaan adalah suatu pertalian yang sangat erat dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Berpegang dari latar belakang diatas serta dasar pemikiran yang terdapat didalamnya maka rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana pelaksanaan upacara syukuran sanggring di masyarakat desa Gumeno, dan nilai-nilai pendidikan apa saja yang terkandung dalam upacara syukuran sanggring di desa Gumeno tersebut. Penelitian dilakukan di desa Gumeno, kecamatan manyar, kabupaten Gresik. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, dokumentasi, dan interview. Kemudian data yang telah terkumpul berupa kata-kata dianalisis dengan tekinik analisis deskriptif kualitatif. Dari hasil pembahasan dan penelitian didapat kesimpulan sebagai berikut, pelaksanaan upacara syukuran Sanggring di masyarakat desa Gumeno sebagai rasa terima kasih Sunan Dalem atas Gumeno yang dijadikan tempat pelariannya maka didirikan sebuah masjid pada tahun 1461 Saka (1535 Masehi) yang dijadikan legitimasi kekuasaan Ulama' di Giri. Pada saat pembuatan masjid tersebut Sunan Dalem sakit yang kebetulan bertepatan dengan bulan puasa atau Romadhon, beliau sembuh setelah memakan kolak ayam yang di ciptakan oleh Sunan Dalem sendiri dan dinamakan "Sanggring". Peristiwa ini dilaksanakan oleh masyarakat desa Gumeno sebagai tradisi dengan acara makan kolak ayam secara bersama-sama pada malam 23 Romadhon yang disebut "maleman". Proses ritual yang biasanya dilaksanakan pada tradisi Kejawean (sesaji) tidak dijumpai dalam upacara syukuran Sanggring karena menurut masyarakat Gumeno acara ini perwujudannya bertujuan untuk melaksanakan wasiat yang pernah diberikan dahulu. Pada saat sekarang masyarakat tetap melakukannya sebagai bentuk rasa syukur atau terima kasih kepada Allah SWT serta atas jasa Sunan Dalem serta melaksanakannya untuk memenuhi fungsi spiritual serta fungsi sosial yang dapat digunakan sebagai kontrol sosial dalam kehidupan bermasyarakat sehingga tradisi sanggring tersebut masih tetap dipertahankan sampai sekarang. Adpun nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam upacara syukuran Sanggring di desa Gumeno antara lain : keikhlasan, kejujuran, perasaan bersosial (gotong royong dan kebersamaan warga dalam melaksanakan tradisi upacara syukuran Sanggring), tanggung jawab dan kedisiplinan. File Selengkapnya.....